Minggu, 08 Mei 2011

Perubahan Besar Yang Terjadi Dalam Hidupku

Aku melahirkan Abie saat umurku sudah kepala 4 tepatnya 41 tahun.
Seminggu sebelum aku melahirkan, Papa dan Mamaku datang untuk menyambut kehadiran cucu mereka yang ke empat tapi cucu pertama dari aku.
Setelah masa cuti melahirkanku selesai, aku harus kembali bekerja dan meninggalkan Abie bersama Mama dan Papaku di rumah.
Setiap hari dari Senin sampai Jumat aku berangkat dari rumah jam 05.15 pagi dan baru tiba di rumah lagi paling cepat jam 7 malam. Kalau lembur aku baru tiba di rumah setelah jam 9 sampai jam 10 malam.



Setahun sekali Papa pulang ke rumahnya di Masohi, Maluku Tengah, tinggal Mama yang menjaga Abie anakku sampai Papa kembali berkumpul dengan kami lagi.
Agustus 2009 Papa pulkam lagi. 
Tanggal 13 September dinihari adik lelakiku telepon mengabarkan Papa sakit dan karena adikku dan istrinya sama-sama orang kantoran, maka mereka tidak bisa 100% menjaga Papa selama beliau sakit dan minta Mama untuk datang.
16 September adik iparku menelepon saat aku sedang berada di kantor mengabarkan bahwa Papa pingsan dan segera dibawa ke rumah sakit.
Perasaanku tidak enak. Aku segera memesan tiket untuk aku dan Abie. Malam itu juga kami berdua 'terbang' ke Ambon. 
Sore hari 19 September 2009 saat gema takbir sedang berkumandang menjelang Idul Fitri 2009, Papa 'pergi' meninggalkan kami semua untuk selamanya.

Sejak Papa meninggal, Mama tidak kembali bersama kami di Jakarta lagi. Tinggal aku dan suami yang kebingungan mengatur segala sesuatu agar Abie ada yang menjaga selama kami bekerja.
Begitu banyak kejadian penculikkan dan juga penganiayaan anak oleh PRT maupun Baby Sitter membuat kami tidak berani memakai jasa mereka untuk menjaga Abie selama kami bekerja.
Akhirnya diputuskan aku mengajukan pensiun dini dan itu dimulai sejak November 2009. 

Hari-hariku di rumah setelah tidak bekerja lagi sangat menyenangkan. Banyak pekerjaan rumah yang selama ini tertunda karena kekurangan waktu kini dapat diselesaikan dengan leluasa.
Dan yang paling membahagiakan adalah waktu bersama Pangeran kecilku sangaaaaaat banyak.
Selain itu aku mempunyai cukup waktu untuk melakukan hobbyku ... browsing internet.
Yang akhirnya membawaku ke suatu dunia yang sangat baru bagiku yaitu online business.

Sabtu, 07 Mei 2011

Abie dan Buku Doa

Beberapa waktu yang lalu, aku dan Abie berdua aja di kamar. Aku asyik ber FB ria sedangkan Abie nonton Barney.
Tiba-tiba dia samperin aku sambil bawa buku Baby's First Book of Prayer dan bilang: "Ma, Abie sudah tidak bisa baca buku ini lagi". Lho kenapa? tanyaku. Dia jawab sambil menunjuk tulisan di bagian belakang buku 'Ages 2 & under'.

Aku: ooh itu. Kalau doa kepada Tuhan tidak terbatas, bisa siapa saja, dari anak-anak sampai oma opa. Jadi Abie tetap bisa baca buku ini sampai Abie dewasa atau tua.

Abie: Gitu ya Ma. Kalau begitu kalau Abie meninggal, sebelum peti Abie ditutup mama tolong taru buku ini di peti Abie ya supaya Abie bisa membacanya disana.

OMG, aku terdiam dan merinding mendengar kata-katanya. Semoga ini hanya celoteh seorang anak yang suka berhayal dan kreatif saja. HELP!


PS: Terima kasih Kak Jossy untuk hadiah buku ini kepada Abie. Dia sangat menyukainya. Aku juga, karena selain Abie bisa belajar doa-doa sederhana, dia juga jadi mengerti bahwa apa saja yang akan kita lakukan, inginkan atau apa saja dapat disampaikan kepada Tuhan melalui doa.
Satu hal lagi, buku ini sangat membantu Abie memperlancar Bahasa Inggrisnya.

Pohon Ara atau Pohon Tin




Desember 2008 kami sekeluarga berkesempatan merayakan Natal di kampung halaman, Ambon manisee.
Di antara barang bawaan kami terselip satu bungkusan khusus berisi beberapa stek pohon Ara.
Stek-stek pohon Ara ini kami bagikan untuk ditanam di setiap tempat yang kami kunjungi.
Perjalanan kali ini selain ke Pulau Ambon, kami juga mengunjungi Pulau Seram, Pulau Saparua dan Pulau Haruku.

Akhir September 2009, saat aku dan Abie ke Ambon lagi, ternyata stek pohon Ara yang kami bawa dulu telah tumbuh menjadi pohon yang subur dan berbuah cukup banyak.
Sayang sekali stek-stek yang ditanam di rumah kami di Masohi dan Amahai (Pulau Seram), juga yang ditanam di Kariu (Pulau Haruku) tidak berhasil tumbuh seperti yang kami harapkan.

Nama buah/pohon Ara lebih familiar untuk Umat Kristiani, sedangkan Umat Muslim menyebutnya buah Tin.  
Seperti tertulis di Surah At-Tin (Arab: التِّينِ , "Buah Tin") adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj. Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang artinya buah Tin. (sumber Wikipedia)
Ara atau Tin (Ficus carica), disebut juga Fig (Bahasa Inggris), Feige (Jerman), Higo (Spanyol, Figue (Perancis), Fico (Italia), Figu (Austria).

Tanaman ini berasal dari Asia Barat dan masih termasuk kerabat pohon beringin, buahnya dapat dimakan dalam keadaan segar, setelah dikeringkan atau dibuat selai.
Rasanya manis dan lembut disertai sedikit sensasi ketika menggigit bagian tengah buahnya.


Apa saja kandungan gizinya dan adakah khasiatnya untuk kesehatan?
Ternyata buah Tin mengandung serat yang sangat tinggi. Dalam setiap 100 gram buah Tin kering, terkandung 12,2 gram serat dibanding dengan apel yang hanya mengandung 2 gram serat dan jeruk 1,9 gram serat.
Menurut pakar kesehatan, jika mengkonsumsi buah Tin secara teratur dapat membantu membersihkan racun di dalam tubuh, mencegah kanker (karena mengandung antioksidan {benzaldehyde} yang mengikat senyawa karsinogen) dan penyakit degeneratif lainnya.


Selain mengandung Omega 3 dan Omega 6 (asam lemak tak jenuh) yang sangat dibutuhkan oleh tubuh manusia, buah Tin juga mengandung vitamin dan mineral antara lain vitamin A, vitamin C,  potasium, kalsium dan zat besi.
Rendah kalori, rendah lemak, rendah sodium dan bebas kolesterol sehingga cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes mellitus.
Kandungan nutrisi buah Tin juga dapat menguatkan jantung, mengurangi kolesterol jahat dan memulihkan sakit sesak napas dan mengobati sembelit.

Melihat begitu banyak manfaat buah Tin ini, saya jadi berpikir untuk membudidayakan dan menjadikannya sebagai peluang usaha.
Saat ini kami baru memilki 1 pohon dengan banyak cabang yang bisa dijadikan stek.